MTI Beri Usul Soal Layanan Transportasi untuk Masyarakat Perumahan Kelas Menengah ke Jakarta
Keberadaan angkutan umum dapat membantu mengendalikan tingkat inflasi di daerah.
Majalah Intra, Jakarta – Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) memberikan usul untuk pemerintah agar menghadirkan layanan transportasi yang mengangkut warga dari perumahan kelas menengah dan menengah ke bawah di Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Bodetabek) menuju Jakarta.
Wakil Ketua Pemberdayaan dan Penguatan Wilayah MTI Djoko Setijowarno mengatakan, layanan ini diharapkan dapat mendorong warga yang bepergian ke Jakarta mau menggunakan kendaraan umum.
“Perumahan kelas menengah dan menengah bawah jumlahnya sekitar 1.300 di Bodetabek, itu dikasih angkutan. Mereka juga turut dibantu naik KRL,” kata Djoko di Jakarta, Kamis (24/1/2025).
Menurut dia, setidaknya layanan kendaraan umum ini melayani masyarakat yang ingin ke Jakarta pada pagi hari lalu mengantarkan mereka kembali pada sore harinya.
“Minimal pagi hari ada kendaraan langsung aja masuk kota Jakarta dan sore kembali lagi. Kayak angkutan Jabodetabek Residence (JR) Connection,” ujar Djoko.
Dia lalu menyoroti kondisi rumah-rumah yang dibangun era pemerintahan Presiden Joko Widodo justru ditinggal penghuninya saat ini. Menurut dia, salah satu penyebabnya bukan karena kondisi rumah tak layak, melainkan tak ada akses angkutan umum.
“Bukan enggak sesuai, rumahnya sudah sesuai, angkutan umumnya enggak ada. Dihitung-hitung lebih baik di kota saja,” ujar dia.
Ia mengatakan, keberadaan angkutan umum tidak hanya mengatasi kemacetan, tetapi juga mengurangi polusi udara atau menurunkan angka kecelakaan.
Di sisi lain, kata dia, keberadaan angkutan umum dapat membantu mengendalikan tingkat inflasi di daerah. Hal itu karena angkutan umum salah satu penentu tingkat inflasi. Namun, rendahnya pelayanan angkutan umum perkotaan di tengah ketergantungan masyarakat untuk menggunakan kendaraan pribadi berpotensi mengurangi jumlah angkutan umum yang beroperasi.
“Pembiaran terhadap kondisi yang ada akan mempercepat hilangnya pelayanan angkutan umum,” paparnya.
Menurut dia, tersedianya angkutan umum yang terintegrasi di perumahan juga disampaikan pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti Nirwono Joga dan menjadi usulnya untuk pemerintah saat menentukan lokasi hunian dalam program tiga juta rumah.
“Hadirnya transportasi publik yang terintegrasi dapat menjadi alasan bagi masyarakat mau menghuni rumah-rumah yang dibangun pemerintah,” ucapnya.